Selasa, 13 Oktober 2009

Amankah jajanan anak kita....?


Anak-anak dan Jajan.....
Dua kata tersebut kadang sulit untuk dipisahkan.
Anak siapa sih yang tidak suka jajan?
Hampir semua anak-anak suka jajan. Setiap pagi di sekolah selalu berjejer-jejer orang yang berjualan makanan. Mulai es, permen, sosis, burger, bakso mie, bakso kojek, cimol, dll, banyak sekali.
Sebagian besar anak-anak selalu mengerumuni para pedagang setiap ada kesempatan.
berbekal uang jajan pemberian orang tua, mereka menukarnya dengan sebungkus makanan untuk pengganjal perut.

Tapi apakah jajanan-jajanan tersebut aman....?

Kadang terlalu sulit bagi orang tua untuk memberikan pengertian pada anak untuk tidak membeli jajanan sembarangan.
Anak-anak bukanlah benda yang bisa seenaknya diperlakukan, mereka punya pendapat, pikiran dan hati.
Hanya terkadang orang tua tidak mempercayai kecerdasan anak mereka sendiri, hingga mereka selalu memperlakukan anak-anak seperti boneka mainan.

Terkait dengan penemuan jajanan sekolah berformalin yang sungguh memprihatinkan, hendaknya orang tua, termasuk guru harus sesegera mungkin memberikan pengertian pada anak tentang keamanan pangan. Caranya dengan memberikan pengetahuan tentang efek samping bahaya jajanan yang mengandung bahan kimia berbahya, termasuk formalin.

Dengan kecerdasan yang mereka miliki, anak akan berfikir akibat yang terjadi pada diri mereka sendiri. Hal itu akan menyadarkan mereka tentang keamanan pangan sejak dini.

Selain itu mereka juga harus dilatih cara memilih dan memilah makanan dari kemasannya, karena di dalam kemasan terdapat informasi yang sangat penting tentang produk yang berada di dalamnya, termasuk tanggal kadaluarsa.

Sebagai orang tua, hendaknya memberikan perhatian penuh tentang segala sesuatu yang dimakan oleh sang buah hati, karena mereka kelak akan tumbuh menjadi apa yang mereka makan sejak kecil. Jika mereka makan-makanan yang baik dan bermanfaat, maka kelak mereka akan tumbuh menjadi orang yang sehat dan bermanfaat untuk kebaikan, tapi jika makanan yang mereka makan tidak sehat maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak sehat pula.

Rabu, 28 Januari 2009

Kisah dibalik anemia


Anemia

Kita sering mendengar "anemia". Kalau seseorang merasa tidak bertenaga, mudah lelah, lemah dan lesu, badan serasa melayang, maka Anemia atau keadaan dimana jumlah sel darah merah/haemoglobin berada di bawah normal.
Orang lebih sering mengira bahwa anemia terjadi karena tubuh kekurangan Fe, padahal tidak selamanya anemia disebabkan karena tubuh kekurangan Fe. Ada kalanya penderita anemia mempunyai kandungan Fe cukup di tubuhnya.
Anemia bisa disebabkan karena berbagai hal, misalnya kecelakaan, pendarahan, persalinan dan karena defisiensi zat besi, Vitamin B12, asam folat, dan vitamin C. Fe dalam bentuk ferro
Sedangkan defisiensi vitamin A di dalam tubuh akan menghambat pematangan sel darah merah dan menghambat pembongkaran fe yang ditimbun di dalam tubuh. Kekurangan vitamin A kronis, sel usus tidak bisa menyerap nutrisi. Hal itu akan membahayakan tubuh.

Anemia defisiensi Fe bisa terjadi pada :
1. Janin dari ibu yang anemia defisiensi zat besi (fe).
Jika defisiensi fe terjadi bersama-sama dengan defisiensi protein, maka bayi
lahir di bawah berat normal
2. Janin yang lahir prematur.
Bayi yang mengalami defisiensi zat besi perkembangan otaknya akan terhambat.
Kelak ketika dewasa maka anak tersebut akan mempunyai tingkat kecerdasan yang
rendah. Janin prematur penderita defisiensi Fe ababila bersama-sama dengan
defisiensi protein, maka janin tersebut akan lahir dengan berat rendah.
Hal itu akan mengakibatkan kemampuan otot yang kurang serta kecerdasan yang
rendah.
Apabila hal itu terjadi pada bangsa ini maka akan menimbulkan petaka bagi tanah air kita tercinta pada masa yang akan datang. Dengan generasi penerus yang mempunyai kualitas rendah maka secara langsung kualitas negeri kita juga akan menurun sehingga akan sangat mundah dijajah oleh bangsa lain.
Untuk menghindari hal itu alangkah baiknya jika generasi yang akan mencetak generasi penerus bangsa ini dipersiapkan dengan baik, yaitu dengan memberikan asupan nutrisi yang baik dan cukup.
Persiapan kelahiran generasi penerus ini harus dipersiapkan semenjak calon ibu belum mengalami menstruasi, sehingga ketika masa menstruasi tiba calon ibu tidak mengalami defisiensi Fe, sehingga ketika ibu tersebut hamil kebutuhan Fe janin akan terpenuhi secara cukup.

Kamis, 22 Januari 2009

Balita Ku Balita Mu

Dikala kita lelah seusai mencari nafkah, tiada obat yang paling mujarap selain tawa renyah permata hati kita yang menyambut di depan pintu.
Segala kepenatan hilang seketika.
Yang ada hanya bahagia.

Kadang kebahagiaan akan berubah menjadi frustasi dikala mereka tidak mau makan.

Berhati-hatilah, karena bencana dapat berawal sari sana. Hendaklah orang tua lebih bijaksana apabila sang buah hati mulai malas menyantap makanan. Karena apabila anak dipaksa dengan keras untuk makan, maka akibat yang terjadi bisa lebih parah, yaitu anak akan semakin keras menolak. Hal itu dapat ditunjukkan apabila saat makan anak selalu menangis. Hal itu dapat disebabkan karena anak trauma dengan orang yang memberinya makan, sehingga harus diciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak ketika makan. Hal itu akan menciptakan waktu makan adalah waktu yang paling mereka tunggu.

Anak susah makan dapat disebabkan karena anak tersebut sakit atau kekurangan nutrisi tipe II. Jadi ketika anak kita malas makan hendaknya kita waspada akan kesehatan mereka, karena kemungkinan besar mereka sedang sakit.

Apabila tidak ada gejala-gejala sakit pada anak, harus diperhatikan status gizi mereka, karena hal itu dapat disebabkan karena anak kekurangan salah satu atau elemen dari nutrisi tipe II (misalnya Fe, Zn, dll)

Sabtu, 17 Januari 2009

Buah Hati Kita


Masa kanak-kanak merupakan masa terindah.

Tidak jarang kita dibuat terkagum-kagum dengan kemampuan anak-anak kita yang sama sekali tidak kita sangka. Mereka berlari dan bermain riang gembira. Matanya yang cemerlang adalah harapan setiap orang tua. Rambutnya yang berkilau dan kulitnya yang segar menambah elok penampilannya. Rasa ingin tahunya adalah puisi terindah yang kita dengar. Itulah beberapa tanda anak yang sehat.

Alangkah sedihnya dikala mereka sakit. Segala upaya dilakukan demi mengmbalikan kesehatan si kecil. Melihat mereka sakit tentulah tidak menyenangkan. Alangkah lebih bijaksana jika kita menjaga kesehatan mereka dengan baik.

Kita jaga kesehatan mereka dengan memberikan asupan makan makanan yang mempunyai nutrisi lengkap, baik makro nutrien yang terdiri dari karbohidrat, protein,lemak, dan mikronutrien yang terdiri dari vitamin, mineral.

Balita hingga usia 2 tahun pertumbuhan otaknya mencapai 75% otak dewasa. Menurut dr Hartono Gunadi Sp.A dari rumah sakit RSUPN Ciptomangunkusumo balita hingga berusia 2 tahun pertumbuhan dan perkembangan otaknya mencapai 90%.

Setelah bayi lahir hingga usia 2 tahun merupakan masa yang terpenting, dan saat itu disebut dengan "Golden period". Pada saat itu terjadi perkembangan saraf otak yang tercepat, dan akan terus berkembang hingga usia 5 yahun, tetapi tidak secepat pada masa pertumbuhan "periode emas".

Apabila kita menginginkan anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan pintar, maka faktor nutrisi anak untuk tumbuh kembang anak harus diperhatikan. Ketika bayi lahir, nutrisi pertama yang terbaik yang bisa dia terima adalah air susu ibu. Asi adalah makanan bayi yang paling sempurna yang diberikan Tuhan untuk anak-anak kita. Di dalam asi terdapat nutrisi yang lengkap yang diperlukan oleh bayi. Di dalam asi juga terdapat zat yang merupakan bahan untuk kekebalan tubuh bayi.
Dan yang terpenting di dalam asi terdapat "CINTA IBUNDA" untuk sang buah hati, yamg tidak dapat digantikan dengan apapun.

Pemberian asi eksklusif dianjurkan hingga anak berusia 6 bulan, dan setelah itu diperlukan makanan pendamping asi, karena kebutuhan anak semakin banyak sesuai dengan perkembangan tubuhnya. Pemberian makanan pendamping akan lebih bijaksana apabila disesuaikan dengan usia. Ketika anak telah berusia 1 tahun diharapkan telah bisa mengkonsumsi makanan keluarga.

Menoleh dari hal di atas, untuk pemenuhan nutrisi dan bentuk/tekstur olahannya harus menyesuaikan usia buah hati kita. Hal yang tidak boleh terlupa ketika menyiapkan makanan untuk anak adalah cara pengolahan yang tepat, karena pengolahan yang salah akan merusak kandungan gizi yang terdapat di dalam masakan. Misalnya cara penanganan bahan pangan yang mengandung vitamin A, D, E, dan K akan berbeda dengan bahan yang mengandung Vitamin B dan C. Hal itu disebabkan oleh sifat bahan, dimana vitamin A, D, E, dan K merupakan vitamin yang larut dalam minyak, sedangkan vitamin B dan C merupakan vitamin yang larut dalam air.

Sehingga diperlukan kecerdasan tersendiri bagi orang tua dalam menyiapkan menu makanan bagi Sang Buah Hati.

Kamis, 15 Januari 2009

Bagaimana Kita Makan?


Semua orang di dunia ini "tiada yang hidup tanpa makan". Mulai di dalam kandungan hingga sampai akhir hayat selalu butuh "makanan".

Sebenarnya untuk apa kita makan?

Apakah makan untuk hidup?

atau

Hidup untuk Makan?

Oleh karena itu kita harus pandai-pandai dalam memilih makanan, supaya kita bisa menikmati makanan lebih lama. Banyak orang yang sakit karena salah dalam memilih asupan makanan. Mulai dari sakit yang ringan, misalnya sakit perut (diare) karena salah makan, sampai kanker ganas bisa timbul dari sesuatu yang masuk ke dalam pencernaan.

Sejak di dalam kandungan seseorang membutuhkan makanan, sehingga ibu hamil memenuhi kebutuhan makan sehari-hari demi sang anak. Setelah bayi lahir untuk pertama kali dia mendapat makanan dari air susu ibu. Sampai saat ini bayi masih sangat tergantung pada ibu.

Setelah beberapa tahun kemudian bayi akan tumbuh menjadi seorang anak yang bisa mencari makanannya sendiri. Saat ini orang tua harus betul-betul mengawasi makanan anaknya, karena anak belum mengetahui apa yang dia makan.

Seorang anak biasanya menyukai makanan yang berwarna cerah. Untuk itu kita harus waspada, karena makanan yang berwarna cerah tersebut dapat mengandung pewarna yang dilarang untuk makanan, misalnya rhodamin B dan metanil yellow.

Selain itu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, orang tua harus pandai dalam memilih bahan pangan dan pandai mengolah bahan tersebut dengan cara yang benar. Jadi Makanan bukan hanya enak, tetapi harus berkualitas.

Makanan lezat yang diolah dengan benar tersebut tidak selamanya akan membuat badan sehat, apabila tidak memperhatikan adap makan.

Makan hendaknya dalam jumlah yang cukup, tidak berlebih dan tidak kurang, karena lebih atau kurang, keduanya tidak baik bagi kesehatan.